Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

10 TOXIC WORDS YANG MERACUNI KAUM MILENIAL

 

Dalam era milenial sekarang ini dengan semakin mudahnya kita mengakses informasi terlebih dengan adanya sosial media, kita selalu mendapati istilah istilah baru dalam bahasa dan kata seperti misalnya kata ghosting, cuan, kepo, jamet, dan banyak lagi. Kata – kata ini tidak pernah kita dengar dahulu dan baru muncul di era sekarang. Seperti  ada kata CMIIW yang singkatan dari correct me if i am wrong.

Kali ini saya akan membahas tentang Kata - kata Racun atau Toxic Words. Toxic Words di sini bermakna reaksi negatif yang diucapkan oleh seseorang ketika orang tersebut berbuat kesalahan atau tidak sesuai dengan harapan mereka. Meski terlihat sepele, toxic word ini biasa dipakai sebagai pelampiasan emosi. Tapi hal  ini akan sangat berpengaruh terhadap mental. Toxic words ini adalah istilah istilah yang harus dipahami oleh kita bersama. Seperti Kata Cuan, dimana kata Cuan ini berasal dari bahasa hokian yang artinya adalah profit atau hasil. Sampai ada acara televisi yang tayang di Televisi swasta dengan nama Programnya adalah Cuan Bos, hal ini sangat menarik dimana Acara ini membahas tentang Bisnis atau Review Bisnis dan menjelaskan berapa keuntungan yang didapat kalau kita Invest dalam suatu usaha tertentu.

Suatu bangsa kalau bicaranya adalah uang uang uang dan uang terus, maka kita akan mengabaikan fondasi. Apa itu fondasi? Disini yang dimaksudkan dengan Fondasi adalah  pendidikan, pengetahuan, ilmu, skill, pengalaman, gemblengan, network, dan kehormatan. Bila Fondasi ini tidak ada maka akan beralih menjadi segala yang sifatnya adalah mudahan, tidak salah dengan kemudahan akan tetapi bila mental atau Fondasi kita tidak kuat siapkah kita dalam menghadapi kekalahan dalam berbisnis dan berusaha?.

Banyak memang orang atau mentor – mentor yang mengajarkan kita untuk tidak perlu sekolah tinggi dalam mencapai suatu keberhasilan. Karena mereka beranggapan ada orang yang sukses dengan mengalamai drop out dari sekolah atau pendidikan. Kemudian dia membandingkan dirinya dengan apa yang dialami oleh mendiang Steve Jobs, Mark Zuckerberg atau Bill Gate yang notabene mereka orang yang gagal dalam pendidikan tau mengalami Drop Out juga. Akan tetapi mereka bisa menjadi Orang yang berhasil dan kaya raya. Ya, mereka memang berhasil, tetapi mereka hidup dalam kultur inovasi berbasiskan teknologi. Lalu kita yang tidak mengerti tentang Teknologi mau mengikuti mereka tentukan tidak mungkin. Disini yang harus kita contoh adalah kerja keras mereka dalam mencapai keberhasilan ini bukan karena Drop out trus bisa berhasil. kita bisa melihat dalam lingkungan kita saja, berapa banyak orang yang berhasil karena pendidikan dan brapa banyak yang berhasil karena drop out. Jadi peluangnya lebih banyak orang yang berhasil karena pendidikan.

Menurut Prof. Rhenal Kasali Jika kita berbicara nya Cuan cuan cuan terus kita bisa menjadi orang yang sangat perhitungan. Ada pepatah dalam bahasa Inggris yang mengatakan Penny Wise Pound Stupid, dalam artian kita begitu perhitungan dan bicaranya adalah peni peni atau uang receh terus akibatnya kita tidak berhasil mengejar yang namanya Pound atau uang yang lebih besar. Jadi orang - orang yang berhasil justru adalah orang-orang yang wise dalam berperilaku terhadap uang.

Menurut Beliau juga akar segala kejahatan adalah cinta yang berlebihan terhadap Uang. Orang  bijak selalu menaruh uang di kepalanya tapi tidak di hati nya. Seperti yang dikatakan oleh  Filosop Ralph Waldo Emerson dia mengatakan Money often cost too much. Pernyataan itu memiliki Arti ketika kita mengejar uang secara berlebihan, biayanya juga besar sekali seperti biaya kesehatan, biaya reputasi, biaya ketenangan hidup kita, biaya Capek  dan lain lain sebagainya. Jadi uang adalah tuan yang buruk, tetapi dia adalah pelayan yang Execellent.

Yang kedua ini sudah mulai banyak diucapkan oleh kaum muda di mana-mana yaitu Quarter Live Crisis. Banyak sekali saat ini anak muda yang mengalami Early Adult Crisis, yaitu di mulai usia mencapai 18 sampai 25 tahun. Dimana mereka melihat teman – temen mereka lebih sukses dalam berkarir atau lebih kaya dibanding dirinya. Bahkan, sampai membandingkan kehidupan pribadinya dengan temen – temannya. Hal ini dapat mengakibatkan banyak anak muda yang putus asa, stack dan self esteem nya rendah. Quarter Live Crisis ini terjadi bisa dimana – mana. Bayangkan ada seorang anak muda yang menuliskan di Twitter bahwa dia mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji yang lumayan bagus, yaitu 7,2 juta rupiah.  Tetapi, kerjanya di daerah Cikarang dan kemudian dia memilih untuk pindah ke tempat lain di kawasan SCBD yang kelihatannya lebih keren. Walaupun gajinya hanya sekitar 4 juta. Disini kita dapat melihat bahwa Gengsi mengalahkan Logika, Memang uang bukan segala galanya tapi segalanya butuh uang. Pada usia 18 sampai 30 tahun itu semua orang memang mengalami periode eksplorasi. Kemudian mereka juga mulai mengalami fase fase yang Instabel atau fase tidak stabil karena sedang mengalami perubahan hidup. 

Kata ketiga yang banyak muncul di kalangan kaum muda adalah kata Insecure, perasaan cemas tidak mampu, kurang percaya diri, merasa tidak sesuai dengan harapan orang-orang di sekitarnya. Tidak mungkin setiap orang ingin kita penuhi harapannya. Setiap orang selalu mempunyai kekurangan hambatan dan tantangan yang tidak sama.  Penyebabnya timbulnya rasa insecure itu tidak lain adalah karena kita masing-masing mempunyai pengalaman yang berbeda-beda terhadap masa lalu. Sehingga kita dapat menyaksikan ada anak muda yang ketika mendengar kawan yang mengatakan dia insecure, dia biasa - biasa saja. Karena dia dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang memang telah membentuk anak-anaknya dengan perasaan perasaan yang wajar. Tetapi kita tidak bisa menutup keadaan bahwa ada orang yang dibesarkan dengan pengalaman buruk di masa lalu. Pengalaman buruk ini tentu saja harus kita bersihkan dengan cara apa yang disebut dengan self healing atau Pemulihan Diri. Ciri -  ciri dari Insecure ini cukup banyak kita temui dalam masyarakat, mereka menjadi rendah diri dan ada kalanya jadi suka pamer. Dengan pamer itu mereka merasa lebih mudah diterima self esteem nya lebih dapat begitu. Insecurity ini terkait dengan hal-hal pencapaian, uang, fisik, hubungan, pernikahan dan lain sebagainya. Demi Lovato bintang Hollywood pernah mengatakan insecurity kills all that is beautiful. Insecurity inilah yang telah memisahkan kita dengan mimpi kita.

Kata Keempat adalah Passion, kata ini yang sangat populer dan sering diucapkan oleh para motivator. Kalau bekerja, carilah passion Kita. Do what you love. Kerjakan apa yang Kita sukai. Tapi tidak semua kita itu bisa mengerjakan apa yang kita sukai. Oleh karena itu, maka dia harus mencintai apa yang kita kerjakan dan cinta itu akan menimbulkan prestasi. Kalau kita bicara tentang passion, seringkali orang lupa bahwa passion itu bukan semata-mata karena Kita senang mengerjakan. Tetapi, karena Kita harus melewati fase-fase yang sulit dengan ketenangan karena kita mau sendiri. Jadi locus of control nya ada passion yang datang dari diri sendiri sehingga menimbulkan harmoni Antara diri Kita dengan lingkungan di sekitarnya. Karena memang ada perform di situ, tapi ada orang yang karena ambisi akhirnya mendapat dorongan dari eksternal supaya dapat uang banyak, supaya bisa mengalahkan temannya dan lain sebagainya. Akibatnya dari orang-orang seperti ini akhrinya prilakunya menjadi lebih kasar dan tidak wajar hidupnya. 

Orang yang passionate tentu saja akan bekerja dengan antusias. Kita bisa lihat cahaya di muka dan matanya begitu bersinar sinar ketika melakukan sesuatu tetapi kalau dia berlebihan tentu juga berbahaya. Biasanya orang seperti ini akan bekerja tidak kenal letih susah di caci maki, di buat susah orang lain, dia tetap berjalan, tidak ada yang bisa mengalahkan orang-orang yang bekerja dengan passion. Tetapi Passion ini belakangan sering disalahtafsirkan bahwa bekerja dengan Passion itu bukanlah bekerja dengan mudah, tetapi benar-benar harus mau melewati serangkaian kesulitan-kesulitan. Seperti contohnya saja karena Kita suka kedai kopi, kita suka ngopi, kita suka dengan usaha kopi dan kemudian kita membuat kedai kopi. Tetapi ketika kita membuatnya ada orang lain yang lebih berhasil dari Kita Terus karena kita tidak berhasil tiba-tiba kita menjadi lemas dan kita kemudian beralih pindah Usaha lagi. Biasanya mereka mengatakan passion itu adalah semata-mata mereka suka saja, akan tetapi bila dibentak sedikit, dipersulit sedikit dan kemudian meninggalkan gelangang. Kalau kita menganggap passion itu adalah kemudahan, saya kira Kita keliru semua orang tentu saja harus memelihara passion. Seperti kata Steve Jobs. Di only way to do great work is to love what you do. Saya setuju sekali, tetapi jika passion menggerakkan mu, biarkan akal yang mengendalikannya. Jadi kita tidak cukup hanya berpikir tentang passion saja, tapi juga harus memikirkan rencana-rencana ke depan. Kita memerlukan karir atau sesuatu yang bisa membuat kita bisa membayar atau membiayai aktivitas kita. Tapi kita juga perlu merasa bahagia, makan dan tentu saja harus tahan dalam menghadapi masa-masa sulit.

Kata yang kelima adalah Hustle Culture. Hustle Culture atau Cepat-cepat dalam pencapaian. Kita seakan-akan hidup itu dikejar-kejar terus seperti itu. Ini tentu saja tidak bisa kita hindari karena kaum muda dibesarkan dalam keadaan dikejar oleh teknologi. Dimana biaya energi semakin rendah, tetapi kecepatan semakin besar. Saat ini kita bisa melakukan beragam aktivitas sekaligus pada saat kita melakukan zoometting, kita bisa mengirim pesan untuk memasak untuk memberi perintah untuk bermain game dan lain sebagainya. Lot of things to do. Bagi sebagian orang ini adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan, tetapi juga sekaligus melatih kan. Akibatnya juga sekarang anak-anak muda mulai bicara work life balance. Work life Balance ini adalah kata yang populer dari jaman dulu, tapi karena merasa underpressure, maka mereka merasa perlu sekali Worklife balance dalam segala aktivitas. Sekarang sudah kita temui Joke – joke baru yang mengatakan "Kerja Kerja Kerja Tipes"

Dunia teleworking ini mau tidak mau akan menghasilkan Hustle Culture. Tidak mengherankan kalau mereka kemudian mengacu pada ucapan yang disampaikan oleh Elon Musk. Ada banyak cara Kita bisa bekerja lebih menyenangkan. Tetapi kalau kita ingin merubah dunia, maka tidak mungkin dicapai dengan pekerjaan yang hanya 40 jam seminggu. Bahkan di beberapa negara di Eropa seperti Perancis, masyarakat lebih senang bekerja di bawah 40 jam seminggu. Ketika undang undang perburuhan dirubah agar bekerja lebih banyak. Maka demo besar – besaran terjadi di Prancis. Ciri ciri  seperti ini memang menunjukkan bahwa masyarakat tengah menolak apa yang disebut sebagai Hustle Culture.

Kata yang ke Enam adalah Toxic Workplace ini merupakan hasil dari kata ke lima dimana manusia-manusia yang merasa tertekan mengatakan kantornya telah berubah menjadi Toxic Workplace. Tentu kita tidak bisa menutup mata. Ada kantor-kantor yang dipimpin oleh orang-orang yang memang toxic, selalu dengan tekanan – tekanan, ancaman - ancaman dan keluarlah kata kata yang sepeti kebun binatang, tetapi tidak semua kantor itu punya ciri ciri seperti yang disebutkan tadi. Ada juga kantor yang sebenarnya normal, tetapi karena sekarang begitu mudah orang merasa tertekan dan memiliki insecurity. Maka begitu ada persoalan sedikit atau dibentuk sedikit, tidak mengerjakan dan kemudian ditegur, maka mereka menuduh kantornya sebagai toxic workplace. Kaum muda hendaknya berhati-hati. Jangan sembarangan menuduh tempat kerja kita sebagai toxic workplace. Kita masih bisa memiliki pengalaman pengetahuan dan network. Jadi apa yang telah Kita kerjakan di masa lalu itu, selalu adalah bagian dari perjalanan hidup yang bisa dijalankan kembali di kemudian hari.

Yang ketujuh adalah Smart Work atau banyak orang mengatakan bahwa jangan bekerja keras, tetapi bekerjalah dengan cerdas. Saya mengutip apa yang pernah dikatakan oleh Abraham lincoln ketika dia ditantang untuk menebang sebuah pohon yang sangat besar. Dia Mengatakan berikan saya waktu 6 jam 4 jam pertama saya akan gunakan untuk mengasah kapak saya jadi 4 jam mengasah kapak itu adalah cara cerdas, tetapi apakah Kita yakin cara cerdas itu sudah dilakukan dengan hanya menunggu? tidak begitu juga, kita harus kerja keras kalau kita ingin mendapatkan Keberhasilan. Jika kita ingin pekerjaan  yang gampang maka dengarkanlah Quete ini tidak ada pekerjaan yang berat di dunia ini. Pekerjaan seberat apapun akan terasa ringan apabila tidak dikerjakan. Jadi kalau Kita ingin menghasilkan apa apa yang disebut dengan cara smart sebetulnya itu adalah bekerja keras.

Yang ke delapan ini adalah Passive Income. Wah saya senang sekali ketika mendengarkan Passive Income. Sudah saatnya saya mendapatkan pasive income lets the money works for me. Tetapi ketika kita baru mulai berkarir, berapa banyak uang kita dan kalau uang kita masih sedikit, maka dengan uang sedikit itu bagaimana kita mau bikin dia bekerja? Celakalah Kita. Justru pada saat itulah Kita memerlukan uang itu bekerja dalam bentuk pendidikan, investasi dalam pendidikan, belajar dengan melengkapi keterampilan dan lengkapi dengan pakaian yang layak. Tidak perlu yang mewah tapi yang layak sehingga kita merasa memiliki Self Esteem untuk berhubungan dengan orang lain. Membangun network secara baik dan dari situ kemudian kita akan memiliki pengetahuan, pengalaman dalam bernetwork dan sebagainya. Setelah Kita mempunyai uang lumayan, akhirnya di usia 40 tahun ke atas barulah uang itu bekerja dengan lebih baik kepada kita. Tapi kalau kita masih baru umur duapuluhan tahun kita sudah ingin mempunyai passive income, apa kata dunia ya? Tidak seperti itu juta. Tentu saja boleh diusia muda kita mendapatkan passive incom. Misalnya kita punya 500.000 atau 1 Juta  atau 2 juta untuk kita main saham dan sebagainya. Oke, yang saya maksud adalah menghabiskan seluruh uang Kita seperti yang terjadi kemarin ini, banyak orang yang kehilangan 100 sampai 150 juta baru umur 20 tahunan dan akhirnya diambil oleh mereka yang ingin melakukan fleksing.

Warrent Buppet yang sekarang usianya sudah 90 tahunan. Kaya raya, pemain saham yang yang luar biasa dan kalau dia berbicara seluruh dunia selalu mengikutinya. Kalau dia menarik uangnya dari satu negara, goncang lah perekonomian di negara itu. Dia pernah mengatakan IF YOU DON’T FINE AWAY TO MAKE MONEY WHILE YOU SLEEP, YOU WILL WORK UNTIL YOU DIE.  Tapi perlu diketahuai bahwa Warren Buffet sampai hari ini masih bekerja, masih berpikir bagaimana uang dia bekerja. Sekarang mari kita dengarkan apa kata Josh Spektor dia pernah mengatakan begini Passive Income is Dangerous dan Missleading Term It Takes Awhole Lot of Active work to Generate Passive Income. Mengenai Passive Income ini perlu kita luruskan karena ini terhubung juga dengan term yang kesembilan yaitu financial freedom.

Kata yang ke Sembilan adalah Financial Freedom Bayangkan masih muda kita sudah bicara Financial Fredom. Beliau mengatakan bahwa baru merasakan Fredom secara finansial ketika beliau melewati usia 40 tahun, tidak berpikir menjadi kaya raya diusia muda. Kita sebenarnya tidak perlu berpikir financial freedom diusia muda yang kita butuhkan adalah kita bekerja sangat keras dan juga sangat cerdas untuk meraih Financial Freedom di usia 40 tahun. Jadi tidak perlu sekarang memikirkan di usia 20 tahunan atau 30 tahunan. Belum, belum saatnya karena sekarang banyak sekali influencer dan educator keuangan yang mengatakan kita semua dituntut untuk mendapatkan financial fredom di usia di bawah 30 tahun. Kasihan ya, ini kan sebetulnya adalah orang jualan. Dari situlah Kita yang akan diserang supaya menjadi customer mereka.

Jadi Nikmatilah kehidupan kita, pendidikan kita, jangan lupa improve terus keterampilan kita karena Kita menghadapi dunia yang penuh dengan ancaman. Keterampilan Kita bisa menjadi usang dalam waktu dekat, lebih baik kita invest ke sana dan bangun hubungan-hubungan dengan banyak orang.

Terakhir kata yang paling sering diucapkan adalah kata Privilege. Previlege ini menyangkut soal status istimewa yang dimiliki oleh orang-orang tertentu, karena kita sekarang membandingkan diri kita, nasib kita, pencapaian kita, tahap kita dengan orang lain. Anak -  anak orang kaya, anak konglomerat dan kemudian timbullah percakapan percakapan seperti "terang aja dia sudah mencapai lebih dahulu, diakan previllage". Tetapi Privilege tanpa usaha itu is nothing. Ibarat bola yang sudah berada di depan gawang, tidak ditendang sampai masuk sampai gol.  Usaha dan kerja keras ini juga membutuhkan kesempatan. Tentu ada kesempatan dalam setiap saat kalau kita bisa melihat adanya kesempatan.

Kita yang tidak memiliki Previlege jangan khawatir, orang – orang  yang memiliki privilege ini, ayahnya juga nothing dulunya, ayahnya adalah orang yang bekerja keras, anaknya yang hanya bermodal uang dari ayahnya itu adalah toxic. Tentu saja privilege bukan segala galanya dan kita tidak pantas bercakap cakap mempersoalkan apa yang sudah diperoleh orang sejak lahir.   

Mari kita hadapi kehidupan baru dengan penuh tantangan (Prof. Rhenald Kasali)

Posting Komentar untuk "10 TOXIC WORDS YANG MERACUNI KAUM MILENIAL"