Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

ANALISIS MAKNA PUISI " AKU " KARYA CHAIRIL ANWAR

 

ANALISIS PUISI AKU

AKU

 

Kalau sampai waktuku

'Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

 

Tak perlu sedu sedan itu 

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

 

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang 

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

 

Dan aku akan lebih tidak perduli 

Aku mau hidup seribu tahun lagi

                                                                                                              Chairil Anwar Maret 1943

 

Secara makna, puisi Aku tidak menggunakan kata-kata yang cukup terlalu sulit untuk memaknainya, bukan berarti dengan kata-kata tersebut lantas menurunkan kualitas dari puisi ini. Puisi aku ini lebih  menggambarkan tentang semangat dan pantang menyerah dalam berjuang, seperti sang penyair sendiri.

Kalau sampai waktuku

Waktu yang dimaksud disini adalah Tiba masanya atau kemauannya dari sang Penyair untuk ikut berjuang.  

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Pada Bait ini Memiliki Arti bahwa Sang Penyair ingin mengatakan bahwa bila datang masa dan Keinginannya untuk berjuang, tak ada seorangpun yang bisa melarang atau  merayu untuk ikut atau melarang untuk berjuang

Tidak juga kau

Kau yang dimaksud dalam puisi ini menggambarkan Para Penjajah yang akan melarang atau menghadang perjuangannya.

 

Tidak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Bait ini sepertinya di tujukan kepada orang terdekat dari sang Penyair, dimana beliau menyakinkan kepada orang terdekatnya bahwa beliau orang yang sangat kuat, sehingga tidak perlu bersedih atas apa yang akan dilakukan. Beliau mengibaratkan dirinya sebagai Binatang Liar dan terbuang sehingga menjadikan Binatang itu sangat kuat, dan tidak perduli oleh apapun.  

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Pada bait tersebut menggambarkan bahwa begitu kuatnya beliau sehingga walaupun peluru dapat menembus kulitnya dia akan tetap semangat untuk berjuang dan menerjang musuh – musuh yang ada. Bahkan luka itu akan tetap dibawa berlari berjuang hingga hilang rasa pedihnya dengan sendiri.  

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Pada Bait ini menggambarkan suatu ketidakpedulian. Pada bait ini merupakan bagian dari penutup puisi tersebut. Ketidakpeduliannya ini ditujukan pada orang yang berpendapat atau Pandangan orang pada sang Penyair. Setidaknya Beliau telah berjuang dengan penuh semangat dan gagah perkasa. Beliau juga berharap Bila Hidup sampai seribu tahun lagi beliau akan tetap berjuang. Atau setidaknya  perjuangnya akan selalu dikenal.

Posting Komentar untuk "ANALISIS MAKNA PUISI " AKU " KARYA CHAIRIL ANWAR"