UMKM MOTOR PENGGERAK PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
Tanggal 12 Agustus merupakan tanggal yang diperingatan sebagai Hari UMKM Nasional. Pada peringatannya di tahun 2021 ini dapat dijadikan momentum bagi para pelaku UMKM untuk berinovasi supaya bisa ke luar dari resesi ekonomi. Hal ini dikarena pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua yang menyerang secara global. Selain para Pelaku Ekonomi Industri, para pelaku UMKM juga tak luput dari ganasnya dampak pandemi ini. Hal ini membuat para pelaku UMKM mengalami penurunan dan bahkan ada yang harus menutup usahanya.
Selain itu penerapan PPKM yang sekarang ini menjadi PPKM Level 1 sampai Level IV yang membatasi aktivitas masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi menjadikan UMKM semakin terjebak dalam posisi yang sangat sulit. Hal ini membuat UMKM menjadi Hidup segan mati mau atau bahkan ada yang mati.
Akan tetapi sektor usaha dan kemampuan untuk beradaptasi menjadi penentu untung rugi di kala pandemi ini. Mereka yang bergerak pada sektor industri jamu, alat kesehatan, maupun farmasi lainnya menjadi usaha yang paling di inginkan dan dicari oleh pelanggan. Tak kalah, sektor jasa logistik, makanan, dan minuman menuai untung dalam pandemi ini. Serta, mereka yang telah terbiasa melakukan transaksi secara daring baik melalui situs pribadi, situs marketplace, media sosial, maupun lewat aplikasi pesan antar lainnya mendapatkan berkah yang melimpah dikarenakan pelanggan mengurangi aktivitas untuk mendatangi lokasi toko/usaha.
Sedangkan yang paling mengalami kerugian adalah masyarakat yang melakukan usaha pada sektor jasa agensi travel, toko kelontong rumahan, bengkel kendaraan, manufaktur, perdagangan yang tidak dilakukan secara daring, transportasi baik sewa kendaraan, transportasi umum, maupun jual beli kendaraan, restoran yang bersifat hanya untuk makan di tempat, hinga penginapan/perhotelan.
Menurut Wakil Presiden Maruf Amin menilai perlu kerja sama antarstakeholder untuk mengembangkan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga tercipta pengembangan ekosistem UMKM yang berkesinambungan. Menurut beliau UMKM terbukti telah menjadi faktor pendorong dalam pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di masa pandemi Covid-19. Dalam data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2020, UMKM berkontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen dan mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
Upaya penyelamatan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus dilakukan pemerintah. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong UMKM melakukan transformasi dan adaptasi agar dapat bertahan selama pandemi.
Pada acara Puncak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), secara daring dari Kediaman Resmi Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (18/06/2021) wakil presiden mengatakan Komitmen pemerintah untuk mengutamakan penggunaan produk lokal UMKM telah diamanatkan dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2021, yaitu dengan adanya kewajiban alokasi 40 persen bagi UMKM, dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Selain itu, ungkap Wapres, melalui Gernas BBI pemerintah juga terus menekankan pentingnya dan mendorong penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pemerintah juga mendorong UMKM untuk masuk ke dalam pasar digital. Tahun 2020 lalu, Gernas BBI telah berhasil mengikutsertakan 3,7 juta pelaku UMKM bergabung dengan platform online untuk memasarkan produknya. Pemasaran produk UMKM secara online diharapkan mampu menciptakan multiplier effects yang memberikan manfaat lebih besar dan lebih luas bagi para pelaku UMKM sehingga mampu menyumbang pada peningkatan kesejahteraan dan perekonomian nasional. Beliau juga berharap para pelaku UMKM untuk Go Digital, dan diarahkan untuk mempersiapkan transformasi ekonomi menuju digitalisasi.
Pemerintah melalui Menteri koperasi dan UKM mengatakan telah berbuat untuk meningkatkan peran UMKM dalam Pemulihan Ekonomi yaitu dengan memberikan : Anggaran pemulihan UMKM sebesar Rp. 161,2 Triliun atau sebesar 21 % dari total Anggaran Pemulihan, bantuan presiden produktif untuk 12.8 juta usaha mikro, selain itu ada juga tambahan subsidi usaha mikro sebesar 3 % atau sebesar Rp. 3,45 Triliun. Sedangkan Proporsi kredit UMKM adalah sebesar 1000 Triliun atau sekitar 20 % dari Total kredit sebear 5.576 Triliun per mei 2021. Pemerintah juga menargetkan 30 juta UMKM hadir dalam ekosistem digital baru,karena saat ini baru 14, 6 juta UMKM atau 22,7 % yang sudah hadir dalam ekosistem digital.
Sementara itu dari sisi Perbankan, Komitmen Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam mendorong pertumbuhan dan keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), di masa pandemi, terus menunjukkan progres yang positif. Walaupun Indonesia masih menghadapi situasi yang sulit akibat pandemi Covid-19, pembiayaan sektor UMKM dan segmen mikro oleh BSI terus membukukan peningkatan.“Ini menunjukkan BSI terus berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan UMKM di tengah badai pandemi,” ungkap Wakil Direktur Utama 1 BSI, Ngatari saat memberikan keterangan kinerja BSI kuartal II tahun 2021 secara daring, Kamis (12/8). Hingga bulan Juni 2021, jelasnya, pembiayaan UMKM di BSI tercatat sebesar Rp 36,82 triliun. Capaian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan akhir tahun 2020 lalu, yang tercatat sebesar Rp 34,99 triliun.
Bila kita lihat peran pemerintah dan para perbankan dalam membantu dan mendorong pertumbuhan serta keberlangsungan UMKM maka kita sangat yakin UMKM akan menjadi motor penggerak Pemulihan Ekonomi Nasional. Sehingga perekonomian kita akan pulih dengan cepat.
Diolah dari
berbagai sumber
Posting Komentar untuk "UMKM MOTOR PENGGERAK PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL"