Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

PEMUDA BERTANI ITU KEREN.

 

PETANI MILENIAL

Baru – baru ini Presiden Joko Widodo mengatakan mendambakan petani menjadi profesi yang menyejahterakan sehingga menarik generasi muda. Sebab ia mencatat, profesi petani masih didominasi kelompok usia 45 tahun ke atas. Jumlahnya mencapai 71 persen, katanya. "Sedangkan yang di bawah 45 tahun sebanyak 29 persen," kata Jokowi pada Jumat (6/8/2021). Hal ini disampaikan beliau pada acara Pengukuhan duta petani milennial dan duta petani andalan secara virtual di Ciawi, Bogor, Jawa Barat.

Presiden Jokowi juga berharap kelompok tani berperan dalam pengolahan pasca-panen; berjibaku merancang manajemen pemasaran, menyiapkan kemasan produk, hingga perdagangan produk lintas negara. Sehingga potensi pendapatan petani menjadi lebih besar.

Beliau mengatakan pertumbuhan sektor pertanian saat pandemi, mesti menjadi titik balik kehidupan petani. Beliau juga mengatakan sektor pertanian tumbuh positif 1,75 persen, sementara hampir semua sektor negatif pada 2020. Kemudian, pertanian tumbuh 2,95 persen di kuartal pertama 2021. “Kita harus membangun kemandirian pangan Indonesia dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan.

Bila kita melihat Kondisi faktual yang dirilis oleh Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian serta menurut keterangan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada acara Pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) di Jakarta, pada Senin, 13 April 2020.  Mencatat petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang. Berarti sekitar 8 persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani petani yang sudah tua atau diatas 45 tahun. Berarti dalam waktu satu tahun saja kenaikan Petani usia muda mencapai 21 %. Benar tidaknya data ini hanya Kementerian Pertanian yang tau. Bila memang benar maka ini sangat baik bagi perekonomian Indonesia karena, sektor pertanian sangat tanggung dalam menghadapi segala krisis yang ekonomi atau dalam masa pandemi ini.

Keinginan presiden Jokowi ini sangatlah baik guna menopang perekonomian yang begitu hancur akibat pandemi ini. Dimana banyak sektor usaha jasa dan lainnya yang harus tutup dan bangkrut akibat pandemi ini. Akan tetapi keinginan ini juga harus diikuti dengan penyelesian masalah – masalah yang ada pada pertanian Indonesia. Permasalahan yang kerap timbul dalam sektor pertanian antara lain :

1.      Konflik Agraria

Menurut Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) sepanjang 2020, KPA mencatat terdapat 241 kasus perampasan tanah dan penggusuran di 359 kampung/desa, melibatkan 135.337 KK menjadi korban atas hilangnya tanah seluas 624.272,711 hektar. 

Di kutip dari tirto.id Sektor Perkebunan menjadi penyebab letusan konflik agraria tertinggi sebanyak 122 letusan konflik, kedua Sektor Kehutanan (41), disusul Pembangunan infrastruktur (30), Bisnis properti (20), Pertambangan (12), Fasilitas militer (11), Pesisir dan Pulau-pulau kecil (3) dan Agribisnis (2). Mustahil bicara pertanian tanpa bicara agrarian reform. Kecuali yang dimaksud presiden Jokowi adalah pemuda-pemudi diarahkan menjadi buruh-buruh tani, buruh kebun di proyek-proyek food estate, pertanian berbasis korporasi.

2.     Mindset dan Regenerasi Petani

Mindset atau pola pikir masyarakat Indonesia yang cendrung memandang sebelah mata sebagai Petani. Di mata masyarakat awam, pertanian berarti kegiatan yang dikerjakan dibawah matahari atau di outdoor yang cendrung berpanas – panas ria sedangkan sektor lainnya dapat dilakukan dalam ruangan nyaman dan ber AC. Selain itu Citra dari sektor pertanian Indonesia yang digambarkan kotor dan banyak dikerjakaan oleh masyarakat dengan golongan menengah kebawah masih menjadi wajah menyeramkan pertanian Indonesia. Padahal sektor ini menjadi penyumbang yang besar bagi negara bahkan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya.

Dampak dari pola pikir masyarakat ini adalah regenerasi petani. Sektor pertanian yang sejatinya memiliki prospek yang menjanjikan jika dikelola dengan baik belum mampu menarik perhatian generasi muda untuk terjun didalamnya. Padahal generasi muda sangat diharapkan mampu mendominasi dan menciptakan teknologi – teknologi pertanian dan hasil pertanian dimana pemuda dapat berperan sebagai agen perubahan dan pengendali dari sektor pertanian. 

Saat ini masih banyak pemuda yang berfikiran bahwa pertanian merupakan suatu kegiatan yang kurang menarik untuk dijalani dan lebih memilih pekerjaan kantoran maupun di sosial media.

Bahkan Presiden Joko Widodo pernah menyinggung saat ini banyak anak muda lulusan pertanian yang malah bekerja di bank dan tak berinovasi di bidangnya.

Pernyataan itu disampaikan di hadapan rektor, jajaran wakil rektor, ketua senat, dan dekan Institut Pertanian Bogor dalam Dies Natalis IPB ke-54. 

Presiden Jokowi mengatakan, mahasiswa dan generasi muda yang berpikiran modern sebaiknya fokus berinovasi melalui bekerja di sawah dan pertanian. Inovasi dapat berupa mengorperasikan petani, peternak, dan nelayan. Itu bisa dimulai dengan mengedukasi mereka dengan sistem-sistem pertanian modern.

3.     Lahan Pertanian yang kurang

Saat ini banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi Perkebunan, properti dan bisnis – bisnis yang lainnya. Alih fungsi lahan yang terjadi di masyrakat dikarenakan adanya anggapan bahwa memertahankan lahan pertanian pada masa sekarang ini tidak lagi menguntungkan. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya tawaran di masyarakat mengenai harga beli tanah yang tinggi sehingga masyarakat rela menggadaikan tanah pertaniannya yang kebanyakan akan dialih fungsikan sebagai tempat berdirinya bangunan atau kebutuhan lainnya.

Untuk mengatasi tersebut pemerintah dapat melakukan redistribusi lahan bekas negara dan kehutanan secara baik dan merata. Selain itu juga pemerintah harus membuat aturan atau larangan untuk beralih fungsinya lahan pertanian.

4.     Peran Pemerintah yang masih Kurang

Peran Pemerintah pada Pemerintah masih dirasa kurang seperti

a.  Penyuluh dan Pendamping Pertanian yang Handal, Para penyuluh dan pendamping pertanian harusnya tidak sebatas memberikan penyuluhan pertanian, tetapi juga penghubung petani dengan pemerintah dan sebaliknya. Para petani dan penyuluh harus terus belajar mengembangkan diri untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang teknis dan manajemen. Jangan malah Petaninya yang lebih pintar daripada para Penyuluh Pertaniannya.

Teknik dalam budidaya yang kurang tepat yang dilakukan petani dapat memicu kendala pada hasil produksi pertanian bahkan bisa terjadinya kegagalan panen. Teknik budidaya sangat dibutuhkan selama kegiatan produksi untuk mengahasilkan produk pertanian.

Teknik ini bertujuan untuk memudahkan petani dalam menjalankan kegiatan budidaya serta memaksimalkan hasil pertanian. Petani yang masih minim pengetahuan akan teknik budidaya ini menjadi perhatian dalam masalah ini. Hal inilah peran pemerintah khsusunya para Penyuluh pertanian di butuhkan guna meningkatkan hasil Produksi Petani.

b.   Distribusi Pupuk, Dewasa ini distribusi subsidi pupuk dari pemerintah kerap mengalami permasalahan yang menimbulkan keresahan dikalangan petani. Distribusi yang kurang merata dapat menimbulkan kendala bagi proses budidaya yang dilakukan sehingga berpengaruh juga terhadap hasil pertanian. Persoalan pupuk seperti ini harus segera mendapatkan penanganan yang tepat sehingga proses produksi dapat mendapatkan hasil maksimal.

Pemerintah dan petani sebaiknya memiliki kerjasama yang baik dalam mengatasi masalah pupuk dengan memaksimalkan tersebarnya pupuk secara merata dimasyarakat dan petani turut membantu dalam memastikan pupuk tersebar pada masyarakat sekitarnya.

c.  Teknologi Pertanian, Pemerintah saat ini masih kurang memperhatikan akan teknologi pertanian ini, karena kita dapat melihat Teknologi pertanian Indonesia saat ini dirasa masih belum maksimal dalam menjangkau masyarakat. Adanya definisi teknologi pertanian yang dapat memudahkan dalam proses produksi memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas dan kuantitas produk pertanian. Padahal teknologi pertanian ini sangat penting dalam meningkatkan produksi hasil pertanian. 

5.     Kesejahteran Petani

Kesejahteran petani yang mengalami penurunan akibat tidak adanya proteksi dari pemerintah. Proteksi ini terkait dengan kebijakan impor pangan yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga menekan harga pertanian dalam negeri. Bila tidak adanya peran pemerintah untuk melakukan proteksi harga pangan yang bijak, maka petani kita akan terus berkurang.

Selain kebijakan Impor pangan, kesejahteran petani juga dapat diakibatkan oleh Pemasaran produk yang sering menjadi kendala dalam pertanian Indonesia. Pasalnya hasil produk khususnya dari petani lokal yang belum mampu dipasarkan dengan baik sehingga dapat menghambat proses produksi. Stretegi pemasaran yang tepat dibutuhkan agar produk hasil petani dapat dipasarkan sempurna sehingga petani maupun negara memperoleh keuntungan dari penjualan produk pertanian.

Bila permasalah – permasalah diatas dapat diatasi Pemerintah dengan strategi yang mumpuni maka Generasi muda akan tertarik untuk mengembangkan pertanian Indonesia yang tentunya akan dapat menambah nilai tambah produksi dan peningkatan produksi hasil pertanian. Karena potensi generasi muda di pedesaan cukup besar untuk menjadi petani. Mencakup mereka yang berada di kawasan agroekosistem pertanian pangan, hortikultura, peternakan, dan perikanan tambak.

Posting Komentar untuk "PEMUDA BERTANI ITU KEREN. "