Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

BAN TANPA ANGIN ADA, JADI BAGAIMANA DENGAN PARA ABANG TUKANG TAMBAL BAN???

 

Kecelakaan yang diakibatkan karena masalah pada ban sesungguhnya telah menjadi perhatian banyak pihak. Di Inggris misalnya, Department for Transport (Dft) mengungkap bahwa buruknya perawatan pada ban mobil menjadi alasan umum terjadinya kecelakaan pada tahun 2016. Dilansir Autocar, sepanjang tahun tersebut, kerusakan ban menjadi penyebab utama dari 446 kecelakaan. Faktor ban mengalahkan kejadian yang diakibatkan karena rem rusak, yakni sebanyak 81 kecelakaan. Tekanan rendah dan tapak ban yang aus ternyata merupakan sejumlah faktor utama mengapa ban mobil dapat pecah ketika digunakan. Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa ban mobil yang kekurangan angin akan lebih cepat panas karena permukaan ban yang kontak langsung ke aspal lebih luas. "Jadi, lapisan ban bakal cepat memuai dan pecah mendadak. Tapi, pecah ban bisa karena berbagai hal, misalnya jalanan yang jelek, cara mengemudi, atau karena faktor benda lain yang terlindas ban,

ban merupakan bagian penting dari mobil. Inilah mengapa sejumlah produsen ban terus melakukan pengembangan teknologi ban tanpa angin. Teknologi ini memang memberikan lebih banyak keuntungan, terutama dari sisi efisiensi dan perawatan yang lebih rendah ketimbang ban konvensional.

Kini, Michelin telah melakukan terobosan dengan menghadirkan ban tanpa udara (airless) yang diberi nama Uptis. Uptis yang merupakan kependekan dari Unique Puncture-proof Tyre System- itu menggunakan struktur yang terbuat dari karet dan diperkuat dengan bahan fiberglas. Cincin fleksibel ini dibungkus dengan tapak ban konvensional yang nanti bisa diganti apabila terjadi keausan menggunakan mesin cetak 3D.

Michelin bekerja dengan banyak merek otomotif untuk membawa prototipe Uptis ini agar diproduksi. Produsen ban terkenal itu mengatakan bahwa nggak ada alasan ban ini nggak dipasang di berbagai model kendaraan seperti truk ringan hingga ke mobil supercar dan kendaraan listrik.

General Motors (GM) sampai saat ini menjadi satu-satunya merek yang mengumumkan secara resmi kerja sama dengan produk ban masa depan tersebut. Nantinya Uptis akan menyesuaikan dengan kendaraan listrik yang diproduksi GM, seperti Bolt EV. GM sendiri mengincar ketenangan pikiran penggunanya (peace of mind) untuk kendaraan di masa depan.

Selain Michelin Produsen Ban terkenal Bridgestone mengumumkan akan memperkenalkan ban motor tanpa angin. Wah, abang tukang tambal ban bakal sepi order nih!

Dikutip Visordown, teknologi terbaru ban ini akan mengakhir era ban kempes. Berkat bentuknya yang unik, ban tanpa angin ini disebut bisa menopang beban sampai 2.267 kg dengan bahan dari termoplastik daur ulang. Ban ini juga dikatakan sudah melalui berbagai tahap pengujian.

Ban tanpa angin atau udara ini dikatakan terbuat dari termoplastik daur ulang, didesain menjadi satu struktur layaknya jaring yang menopang bobot kendaraan. Ban tanpa angin telah menjalani pengujian dunia nyata dan benar-benar anti-tusukan dan karena mereka tidak perlu mengembang, mereka tidak akan pernah kehilangan tekanan seiring waktu.

Bridgestone juga mengklaim kalau ban biasa sekitar 90 persen energi bisa hilang saat berputar. Maka dengan menyederhanakan struktur ban, ban tanpa udara ini bisa meminimalkan kehilangan energi. Hasilnya, ban ini memiliki tingkat ketahanan saat berputar, dan bisa berkontribusi pada pengurangan emisi CO2. Memang saat ini Bridgestone belum memutuskan akan menjual ban ini untuk sepeda motor atau tidak. Namun dipastikan ban ini sudah mulai dijual untuk sepeda.

Selain Produsen ban yang terkenal menciptakan ban tanpa udara, di dalam negeri juga ada yang menciptakan ban tanpa udara. Pembuat ban tanpa udara ini adalah Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) Kodiklat TNI AD. Semula, tujuan utama pengembangan ban revolusioner ini adalah agar ban nggak lagi mudah bocor kendati tercoblos paku atau tertembak peluru.

Berdasarkan keterangan Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar, pengembangan ban ini masih dalam tahap penyempurnaan kualitas di Poltekad Batu, Jawa Timur.

“Kemarin jalan (di) bebatuan dan tes peluru maupun injak paku sudah. Minggu depan kami akan uji di jalan tol, menguji daya tahan panas, mampu nggak ban itu bertahan lama. Kami akan pelajari sisi endurance dan durabilitasnya,” terang Nugraha

Jika riset mampu menghasilkan ban berkualitas yang tahan lama, ban akan siap pakai dan bisa segera diproduksi massal. Namun, keputusan untuk memproduksi ban ini tergantung kewenangan pimpinan tertinggi TNI AD.

Bila ban – ban ini di produksi masal, dan mulai di perjual belikan untuk umum, jadi bagaimana dengan nasib para abang tukang tambal ban.?? Sepertinya mereka akan ganti Propesi nich.

Posting Komentar untuk "BAN TANPA ANGIN ADA, JADI BAGAIMANA DENGAN PARA ABANG TUKANG TAMBAL BAN???"