Menyembuhkan Luka Batin / 6 Langkah Menyembuhkan Luka Batin
Ada sebuah kisah inspiratif yang saya ambil dari buku pertama saya,Emotional
Quality Management. Kisahnya begini.
"Ada sebuah kisah tentang sebuah rumah. yang kebetulan dihuni seekor monster
yang menetap di ruang bawah tanah. Sang pemilik rumah tahu tentang kehadiran
monster itu. Jika merasa terusik, monster itu akankeluar menjahati, mengganggu
bahkan memangsa siapa pun yang ada di dalam rumah, kecuali pemilik rumah itu.
Hal ini membuat si pemilik rumah menyatakan perang dengan si monster. Namun,
monster itu tak pernah berhasil diusir keluar. Maka monster itu pun dikurung di
ruang bawah tanah.
Tetapi, monster itu selalu mampu menemukan jalan keluar. Bertahun- tahun,
monster itu selalu mengancam kehidupan pemilik rumah. Hingga akhirnya, pemilik
rumah memutuskan untuk membiarkan monster itu naik, dan tinggal di ruang dalam.
Ruang bawah tanah pun
dihancurkannya. Monster itu, ternyata merasa tidak tahan terus- terusan tinggal
di dalam rumah. Monster itu pun pergi.... Selamanya!"
Kisah di atas saya pakai untuk menggambarkan soal berbagai 'monster' kepahitan,
rasa sakit, luka ataupun kepedihan yang kita simpan terus-menerus dalam diri
kita.
Hikmahnya, selama tidak pernah diselesaikan, kepedihan itu akan terus-menerus
menghantui dan mengganggu kehidupan kita. Itulah sebabnya, ada benarnya saat
Milton Wrad, penulis buku The Brilliant Function of Pain (Fungsi Brilian dari
Rasa Sakit), mengatakan, "Fearing pain, fighting pain, avoiding pain or
ignoring pain, only increasing it. Flow with it". Artinya, ketakutan pada rasa
sakit, melawan rasa sakit, menghindari rasa sakit dan mengelak dari rasa sakit
hanya akan meningkatkan rasa sakit kita. Mengalirlah dengan rasa sakit itu.
Hal ini terutama benar, khususnya kalau kita bicara soal rasa sakit emosional.
Setiap orang pastilah pernah memiliki luka emosional. Bagi segelintir orang,
luka tersebut menjadi luka batin berkepanjangan. Namun, di pihak lain ada yang
bisa memilih untuk tidak menjadi terhambat karena luka-luka tersebut.
Saya ingat, ada dua wanita yang pernah dilecehkan secara seksual oleh
orangtuanya. Satunya hidup menderita dan mulai membenci semua laki-laki.
Satunya lagi, bisa belajar memaafkan dan memulai lembaran hidup baru dengan
lebih berhati-hati memilih pasangan.
Wanita yang kedua ini, bisa kembali menjalani hidupnya secara tegar. Saat
ditanya, bagaimana filosofi hidupnya dan mengapa dia bisabertahan, jawabnya
sederhana, "Pain is inevitable. Suffering is optional." (mengalami rasa sakit itu lumrah, tidak akan terhindari. Tapi
menderita itu adalah soal pilihan kita). Sebuah filosofi hidup yang menarik.
Secara psikologis, ada enam langkah proses penyembuhan luka batin yang bisa kita lakukan pada diri kita.
Pertama, identifikasi. Yakni mengidentifikasikan kembali isu-isu lama yang
pernah membuat Anda terluka. Banyak orang enggan melakukannya, karena takut
membangunkan 'monster' yang tertidur.
Namun, selama hanya ditimbun dan tidak diselesaikan secara tepat, maka monster
ini akan terus-menerus mencari cara mengganggu kehidupan kita. Cara terbaik adalah
menghadapinya dengan gagah berani dan sikap yang positif. Itulah sikap terbaik
menghadapi luka- luka lama kita.
Kedua, kaitkan. Tanyakanlah pada diri Anda bagaimana luka-luka batin itu
berpengaruh terhadap kehidupan Anda sekarang. Bagaimanakah hal itu mengganggu
proses Anda sekarang. Kaitkan isu lama Anda dengan situasi yang Anda alami
sekarang.
Biasanya luka batin serta pengalaman tak menyenangkan pada masa lampau memberikan
pengaruh terhadap apa yang terjadi saat ini. Semakin banyak Anda terpengaruh,
semakin Anda perlu membereskan.
Ketiga, pikirkan. Pikirkan apa yang mau diubah. Pikirkan pula, apa akibatnya
bagi diri Anda jika hal tersebut dapat diubah dan diselesaikan. Pikirkan pula
apa akibatnya jika ternyata Anda tidak
mengubahnya sama sekali.
Keempat, afirmasi. Di langkah keempat ini, lakukanlah afirmasi terus- menerus
kepada diri sendiri, bahwa Anda perlu, ingin serta memilih untuk berubah.
Berlajarlah untuk mengatakan, "Luka ini menyiksaku, tetapi saya lebih kuat
dan saya ingin menyelesaikan sehingga luka
ini tidak lagi menghalangi hidupku", Ayo. Diriku lebih kuat dari luka
ini." Saya tidak akan membiarkan luka ini mengganggu hidupku. Itulah
pilihanku".
Kelima, ventilasi emosi. Di sinilah kita ditantang untuk memventilasikan emosi
kita secara positif. Arti sederhananya, Anda perlu mencari cara untuk
menyalurkan kemarahan tersebut secara
sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas atau kegiatan seperti menulis
diary, membagikan dengan orang lain, berbicara dengan seorang ahli, berolah
raga, yoga, meditasi, dan
masih banyak aktivitas lainnya.
Akhirnya, tahap keenam penyembuhan. Di sinilah kita mencoba melakukan proses
penyembuhan baik secara mental maupun spiritual. Dalam tahapan ini, kita bisa
membingkai ulang dengan memaknai secara berbeda apa yang terjadi ataupun
mengganti kesan kita yang negatif
soal luka itu, dengan pikiran positif.
Sebenarnya, hingga di langkah keenam ini, kita sudah menyelesaikan secara
pribadi. Namun, jika diperlukan, langkah ini pun bisa dilanjutkan dengan
menyelesaikan hal ini dengan penyebab luka batin Anda yang masih hidup.
Misalkan ada seorang anak dari istri pertama yang diusir keluar rumah oleh
ayahnya, setelah ayahnya menikah dengan istri kedua. Hal ini menimbulkan luka
batin cukup lama, tapi akhirnya setelah belajar proses di atas, dia bisa
menelepon papa-nya dan mengatakan, "Papa, meskipun papa pernah usir saya
dan saya terluka, saya mau bilang saya memaafkan papa hari ini." Bertahun-tahun
kemudian, saat ditanya sahabatnya bagaimana dia mampu melakukannya, dia hanya berkata,
"Saya menerima papa untuk menunjukkan bahwa diri saya lebih baik dari diri
papa!"
Dalam kesempatan ini pula, mari kita belajar perlakukan luka batin kita dengan
ramah. Lihat kembali luka itu, dan jangan ditolak. Belajarlah menerima
kenyataaan dan perlakukan rasa sakit kita tersebut dengan ikhlas. Itu semua
adalah pelajaran penting dalam hidup kita.
Hingga akhirnya, kita harus belajar mengatakan "Terima kasih luka batinku.
Ini nggak nyaman tapi terima kasih. Kau sudah memberikan pelajaran penting bagi
hidupku!". Pada akhirnya, semua luka batin yang tersembuhkan dalam hidup
kita akan menjadi kebijaksanaan yang penting.
Itulah sebabnya orang mengatakan, "Wisdom is a healed pain".
Begitulah. Rasa sakit dan luka batin yang telah disembuhkan, akan menjadi
kebijaksanaan baru buat kita!
Sumber: Menyembuhkan Luka Batin oleh Anthony Dio Martin, Managing Director HR
Excellency
Posting Komentar untuk "Menyembuhkan Luka Batin / 6 Langkah Menyembuhkan Luka Batin"