ONLY FANS, MELARANG KONTEN DEWASA???
Sejak munculnya sosok Dea
OnlyFans di Podcast Deddy Corbuzier. Baru-baru ini, membuat banyak warganet merasa
penasaran dan banyak di bincangkan warganet tentang dea dan Only fans. Dalam
podcast Deddy Corbuzier tersebut, Dea menceritakan kisah tentang dirinya yang
menjual foto-foto pribadi di platform OnlyFans. Kisahnya ternyata menarik
perhatian banyak orang. Berdasarkan pantauan tukangcerpen.com hingga jumat (11/3/2022),
video tersebut kini sudah ditonton hingga 3 jutaan kali sejak diunggah pada 9
Maret 2022.
Dari kisah ini pula, banyak orang
yang penasaran dan bertanya-tanya mengenai apa itu OnlyFans. Dikutip dari
sejumlah sumber, OnlyFans merupakan layanan konten berlangganan yang berbasis
di London, Inggris. Layanan ini diluncurkan pada November 2016 oleh sang
pendiri Tim Stokely. Secara umum, OnlyFans menawarkan foto atau video dari para
kreator yang dapat dilihat dengan berlangganan lebih dulu.
Platform OnlyFans sendiri masih
menuai pro kontra di kalangan netizen Indonesia. Platform berbayar yang
menampilkan foto, video dan chat aduhai itu dinilai tidak layak dikonsumsi
masyarakat Indonesia. Walaupun kenyataannya, banyak yang mengakses lewat jalur
VPN.
Seluruh sajian konten dalam
OnlyFans memang diklaim berunsur Not Safe For Work (NFSW). Istilah tersebut
merujuk pada konten dewasa yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh publik.
Sejak didirikan Timothy Stokkley,
OnlyFans telah merekrut 31 juta pengguna di seluruh dunia. Termasuk 500
ribu kreator konten tergabung di dalamnya.
Para kreator konten nantinya bisa
mendapatkan uang dari biaya langganan para pengguna. Namun, citra layanan ini
terbilang kurang baik, karena adanya kreator yang terang-terangan menjual
konten pornografi.
Akibatnya, pada pertengahan tahun
lalu, regulator di Inggris sempat meminta OnlyFans agar membatasi pengguna anak-anak.
Sebab, ditemukan anak-anak di bawah 18 tahun menggunakan identitas palsu masuk
ke platform ini.
OnlyFans sendiri sempat mengaku
akan melarang materi konten dewasa di platformnya mulai 1 Oktober 2021 yang
lalu. Adapun alasan dari CEO OnlyFans, Tim Stokely pun dikabarkan sudah buka
suara dan menjelaskan alasan mengapa perusahaannya akan memusahkan
konten-konten yang tidak senonoh. Mereka menyatakan kalau permintaan bank
merupakan faktor dibalik adanya kebijakan baru di OnlyFans. "Perubahan
kebijakan, kami tidak punya pilihan - jawaban singkatnya adalah bank," ungkap
Stokely kepada Financial Times, dikutip dari The Verge.
Ia turut menjelaskan kalau
setidaknya ada tiga bank besar yang menolak layanan yang bersangkutan dengan
konten 'panas' di OnlyFans. Sejumlah bank yang dimaksud oleh Stokely dikatakan
tidak ingin mendapat risiko yang menyangkut reputasi dan nama baik perusahaan.
Tiga bank yang dimaksud CEO
OnlyFans itu antara lain, Bank of New York Mellon, Metro Bank, dan JPMorgan
Chase. Bank of New York Mellon sendiri sudah menandai dan menolak setiap
transaksi yang melibatkan OnlyFans secara khusus. Lalu JPMorgan Chase diklaim
agresif dalam memproses akun-akun yang menjual konten 'panas' atau bisnis
apapun yang bersangkutan dengan hal seperti itu.
Sedangkan Metro Bank dikatakan
telah menutup akun OnlyFans secara singkat pada tahun 2019 silam. Oleh karena
itu, Stokely secara terang-terangan menyebut bahwa OnlyFans tidak bisa
memaksakan diri. Pasalnya bank merupakan sektor utama yang mendorong adanya
transaksi di OnlyFans.
Selain itu juga dikatakan kalau
OnlyFans bisa saja menghadapi risiko hukum yang lebih tinggi ketika pengesahan
FOSTA-FESTA 2019 dan toko aplikasi Apple dan Google membatasi materi seksual
eksplisit, dikutip dari The Verge.
Akan tetapi rencana tersebut
batal. Alasannya, pelarangan konten porno di OnlyFans justru berisiko mendorong
maraknya peredaran konten dewasa secara sembunyi-sembunyi.
Usai pembatalan rencana tersebut,
pendiri sekaligus CEO OnlyFans, Tim Stokely, memilih mundur dari jabatannya.
Penerusnya sebagai CEO adalah Ami Gan yang dulu menjabat sebagai Head
Communications dan Marketing.
Posting Komentar untuk "ONLY FANS, MELARANG KONTEN DEWASA???"