Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Jangan Menilai Orang dari Gajinya

 

Baru – baru ini ada berita Viral disosial Media Seorang sekretaris desa di Pati Jawa Tengah mungkin akan membuat iri sekaligus melongo lantaran tajirnya yang gak ketulungan. Bagaimana tidak, Sekdes Desa Gajihan, Kecamatan Gunungwungkal, Pati yang bernama Nur Chamim ini pamer beri hadiah mobil mewah untuk anaknya yang sedang berulang tahun. Tak cuma satu, ada total 3 buah mobil mewah yang dihadiahkan Nur Chamim.

Dilansir dari Kompas TV, Nur Chamin mengaku mobil mewah itu ia beli untuk dihadiahkan kepada anak dan keponakannya. Satu unit mobil Jeep Rubicon diberikan kepada anaknya sebagai hadiah ulang tahun. Serta satu unit mobil Alphard diberikan kepada keponakannya yang juga berulang tahun.

Lantas banyak yang mengaitkan Pemberian Kado tersebut dengan gaji yang diterima sang Sekdes, dan menuru Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 Pasal 81 gaji Perangkat Desa, termasuk Sekretaris Desa, menyebutkan bahwa gaji per bulan paling sedikit Rp 2.224.420. Sementara, harga 3 mobil mewah yang dibelikan Nur Chamin ini sangat melebihi tital nominal gajinya per bulan. Secara Logika bila Penghasilan tersebut tidak akan mungkin bisa membeli Mobil tersebut. Untuk Membeli Motor saja kemungkinan masih susah konon lagi membeli mobil mewah. Adapun kado mobil tersebut adalah berjenis Mobil Jeep Rubicon yang mencapai 1,5 Milyar, Toyota Alpard mencapai 1 Milyar sd 1,5 Milyar dan Mobil Honda HRV yang mencapai 300 Juta.

Banyak yang orang hanya melihat satu sisi saja tanpa melihat lebih jauh penghasilan yang diterima dari bahwa Penghasilan dari seorang ASN yang menjabat Sekretaris Desa mampu membeli mobil mewah? Apakah itu masuk akal?? Atau jangan – jangan dari hasil yang tidak Halal?. Masih banyak diantara kita bila melihat ASN kaya selalu berpikiran Negatif dan suuzon bahwa harta yang diperoleh merupakan hasil Korupsi. Tidak semua ASN seperti itu, masih banyak ASN yang pandai dalam ngelola keuangan dan waktunya sehingga mampu menambah dan menciptakan penghasilan selain penghasilan utama. Misalnya membuat usaha dan berkebun di luar jam kerja. Apalagi saat ini dengan kemajuan teknologi orang dapat dengan mudah melakukan transaksi jual beli atau melakukan usaha. Selain itu banyaknya aplikasi – aplikasi untuk jualan online seperti Shopee atau Lazada, yang membuat kita punya usaha tapi seperti tidak punya usaha.

Saat ini banyak orang yang kelihatannya menganggur tapi uangnya banyak, jangan heran dengan Fenomena seperti ini, hal ini terjadi banyaknya aplikasi yang menghasilkan uang. Sosial Media juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan uang. Teknologi sudah maju sehingga terkadang kita cukup bermain HP sudah dapat menghasilkan uang. Sehingga jangan pernah lagi menilai orang dari gaji atau jabatannya. Bisa saja dia seorang staf atau pegawai honor tapi dia seorang youtuber atau Tiktoker yang penghasilannya bisa puluhan juta atau bahkan ratusan juta.

Mengenai pertanyaan darimana sang Sekdes mendapatkan uang, Nur Chamin pun memberikan klarifikasinya.

Sosok Nur Chamin ini Selain menjabat sebagai Sekdes, Nur Chamin juga ternyata seorang pengusaha. Bersama keluarganya ia menjalankan bisnis jual beli tanah dan ternak madu.

"Kita berempat itu memang usaha jual beli tanah. Jadi jual beli tanah satu keluarga sama-sama. Terus kita juga punya usaha ternak madu," kata Nur Chamin dalam video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (4/1/2022).

Pada April 2020 lalu, Nur Chamin pernah memberikan ribuan paket yang berisikan madu dan susu untuk tenaga kesehatan di Pati.

Tak hanya itu, Nur Chamin menegaskan bahwa pemberian hadiah mobil mewah untuk anak dan keponakannya itu bukan untuk pamer. Namun sebagai salah satu bentuk rasa syukur atas kerja keras yang selama ini ia lakukan.

Pasalnya selama pandemi Nur Chamin mengklaim telah mendapatkan keuntungan dari usahanya tersebut.

Nur Chamin ini juga menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Posting Komentar untuk "Jangan Menilai Orang dari Gajinya"